Mengenal dirimu tak pernah buatku menyesal. Sejak perkenalan itu terjadi buatku merasa ada sesuatu yang berbeda dalam dirimu. Entah bagaimana, semua mengalir begitu saja layaknya air yang mengalir. Tenang tetapi pasti dan tak terduga, akhirnya sampailah pada suatu titik dimana aku menumpahkan perasaan sayangku padamu.
Sesosok pria dengan pembawaan yang sederhana telah mencuri hatiku. Membawa separuh jantungku bersamanya, iringi setiap langkahnya dan kirimkan doa di kala sujudnya. Tak mudah kuungkapkan dengan berbagai kata pujian bagaimana sosok itu. Tak mudah juga di saat itu ia taklukan hatiku, karena aku tak mau salah melangkah. Tetapi, kala cinta berbicara lain dan waktu menunjukkan dirinya, semua itu telah terjadi. Aku jatuh cinta padanya. Dia yang selalu tenangkan aku, berikan kobaran semangatnya untukku.
Tak pernah terpikir sebelumnya untuk jalani hubungan seperti ini. Terpisah jarak oleh pulau-pulau juga terpisahkan oleh waktu yang tak bisa dikompromi. Tapi Tuhan Maha Adil, aku masih bisa berkomunikasi dengannya. Sambungan telepon seluler kami menjaga perjalanan kisah kasih ini. Walaupun masih harus berbagi waktu dengan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, yang memiliki tanggung jawab yang begitu besar. Aku rela dijadikan nomor kesekian baginya. Aku ikhlas demi mendukung kariernya.
Aku ini manusia, tak luput dari kesalahan. Ketika aku dilanda rindu yang menggebu dan semua hal yang mengganggu pikiranku, aku mengeluh padanya. Tetapi aku mengeluhkan hal yang salah, semua prasangka yang tak pernah terpikir olehku langsung kulontarkan mentah-mentah padanya. Ketika semua telah berlalu, aku sungguh menyesal atas perbuatanku. Dimana rasa kepercayaan yang selalu aku pegang? Bodohnya aku, emosi yang meluap-luap jadikan amarahnya timbul sejadi-jadinya. Aku takut Tuhan, tak sanggup aku begini. Aku tak ingin mimpi buruk itu terjadi padaku. Aku tak bisa kehilangan dirinya, tak bisa ku berdiri sendiri tanpanya.
Aku sungguh menyesal, tak tau bagaimana lagi aku berbuat. Tapi kuakui semua itu salahku. Aku bersyukur dalam hati, ia masih berkepala dingin. Masih memberikanku kesempatan. Betapa leganya hatiku mendengarnya. Aku pun berjanji tak kan pernah lagi melakukannya. Aku sayang padanya dan tak ingin kulepaskannya. Aku juga tau, saat seperti itu cintanya masih lebih besar dari amarahnya. Aku beruntung bertemu dengannya. Terima kasih Tuhan..
Kini, aku akan berusaha menjadi seorang perempuan tegar seperti batu karang. Tak kan terhempas walau diterpa ombak. Takkan ada lagi air mata untuk sebuah masalah kini. Tetesan air mata tidak akan menyelesaikan sesuatu. Penyelesaianlah yang harus dilakukan, bukan berkeluh kesah tanpa pengharapan. Aku akan terus belajar, sampai aku benar-benar menjadi yang sempurna untukmu. Pantas bersanding denganmu di hari indah nanti. Semua ini adalah anugerah terindah yang pernah kumiliku, bersamamu sampai saat ini dan selalu berharap bisa ada di sampingmu. Karena aku sayang padamu mas..
No comments:
Post a Comment