Sunday, August 23, 2009

Waktu

Waktu itu terus berputar..

Tak kenal keadaan apa yang sedang kuhadapi..

Tapi waktu tak pernah salah..

Karena aku yang memilih..




Aku memilih waktu karena aku yakin bahagia bersamanya..

Melewati hari dengannya..

Meski atap yang kami tinggali tidaklah sama..

Matahari dan bulan itu datangnya sama..

Kami rasakan keduanya bersamaan..

Melihatnya bercahaya..

Di pijakan bumi yang sama..

Angin ini terus berhembus..

Bawakanku angin segar tentang rindu..

Melalui kicauan burung di sebrang sana..

Ku harap dia mendengarnya..




Aku tau ayam-ayam itu akan kembali ke kandangnya ketika petang..

Dan seperti itulah keyakinanku padanya..

Aku yakin dirinya akan pulang pada saatnya..

Karena waktu yang telah membawanya..




Wahai bintang berkilau..

Berikanlah cahayamu padanya..

Katakan aku rindu ingin berjumpa..

Bisikan di hatinya aku slalu mengingatnya..

Di sujudku tak luput doa untuknya..




Tetap aku menunggu waktu..

Demi waktu aku melakukannya..

Merindunya..

Antarkan doa..

Untuk semangat kecil..

Jalankan tugas mulia..

Tuesday, August 18, 2009

Tunangan?

Postingnya kali ini agak beda, bukan curhatan sehari-hari yang kadang-kadang buat kepala puyeng soalnya ga jauh-jauh dari itu-itu lagi..hehe. Belum lama ini agak sedikit terbesit di otak tentang satu kata yang agaknya lagi suka mampir di lingkungan pertemanan “tunangan”. Yep..tunangan, salah satu tradisi ( entah darimana asal mulanya juga aku ga ngerti) bertukar cincin yang biasanya dihadiri oleh pihak keluarga terdekat. Banyak orang yang melakukan tunangan demi berbagai alasan, ada yang karena biar saling mengikat, sang pasangan akan pergi bertugas jauh, permintaan keluarga dan alasan-alasan lainnya. Nah, dari semua alasan itu menyimpan sejuta tanda tanya nih. Penting ga sih tunangan itu? Apa kelebihan dan kekurangannya? Ayoo dibahas…




Bagi semua pasangan, menjalin hubungan serius pasti diharapkan. Apalagi ke jenjang yang lebih tinggi atau dengan kata lain “menikah”. Tetapi sebelum berlanjut ke tahap itu, proses-proses perkenalan juga terjalin, seperti pacaran misalnya. Pacaran dijadikan tahap awal dari semua itu, walaupun ada sebagian orang menganggap pacaran adalah hal yang tabu sebelum menikah. Okeii, tapi kita ga akan bahas itu sekarang. Pacaran itu sebenernya ketika dimana kita mengenal satu sama lain secara perlahan, memahami tingkah lakunya, kebiasaannya, hal yang di suka maupun ga dan sebagainya. Ya istilahnya sih menjalin chemistry mungkin. Setelah beberapa lama menjalin kisah kasih ( ceiilehh..kisah kasih di SMA kalee) , terpikirlah untuk lebih serius lagi nih ceritanya. Ada yang memutuskan untuk bertunangan, ada juga yang memutuskan lebih serius untuk menuju jenjang pernikahan tanpa melalui tunangan itu tadi.




Kadang-kadang suka bingung kalo liat orang tunangan dan beralasan, “ Ya biar lebih ngiket aja”. Tapi emang kalo ga tunangan bakalan kabur? Hehe..justkid. Semua sih berawal dari kita dan berakhir juga di kita. Simplenya sih gini, ketika kita untuk menjalin suatu hubungan dengan seseorang maka kita sanggup untuk menjalin sebuah komitmen dengannya. Komitmen itu bisa diartikan juga sebagai pengikat dengan pasangan kita. Jadi sebenernya bisa ngiket juga kan tanpa perlu tunangan? Hehe..





Pernah nih menemukan jawaban dari seorang teman mengenai pertunangan yang agak aneh tapi unik ( sama aja ga sih aneh sama unik?).
klo mnurutku..
tunangan tu penting.. dilakukan klo udah mau mulai prsiapan pernikahan..
jdi nanti pas orgtua sii cowo ato sebalikny mulai mengenalkan calon mnantunya
sama tetangga.dll bilangny enak "nah ini dia tunanganny anak saya".. nti
kn tetanggany mulai nanya tuu "ooo iya buu ? kapan nikahnya ?".. kan si
calmertua bs jawab "yaaa akhir th ini".. kan enak tuuh jawabanny,hihi,
bukanny "nah ini dia pacarny anak saya"
ato lebih parah lagi "nah ini dia temennya anak saya"..gubrakkk kn ? ;p
yg mnurutku cuma jd beban tuu kalo tunangannya jauuuuuuh sebelum
prnikahan.. kalo naudzubilah ga jdi nikah kan malu sama orang2 yg dtg..
malu sm orgtua..
belom lagi klo ada masalah.. mo putus kan bingung juga..
nah.. lbih g enak lagi klo pas dtanya orang sii calmertua bilang "yaa
mungkin 1 ato 2th lagi" jiaelaaah lama bener.. ato lebih parah "yaa gag
tau..lum ad rencana".. *parah
tapi yaaaa.. balik lagi ke pribadi masing2 sii..
Hmm…seperti di awal, agak aneh nih jawaban. Agaknya masih mementingkan gengsi sih kalo yang satu ini, padahal kan itu kembali ke urusan hati bukan masalah gengsi sama tetangga. Gampangnya, yang nikah siapa yang ribut siapa. Yang lebih aneh lagi, orang tua masa ga bisa ngebedain mana temen mana pacar atau tunangan atau calon suami/istri anaknya..hehe (kecuali anaknya backstreet, itu beda perkara).





Ada kasus lagi mengapa seorang teman bertunangan. Sang calon suami bertugas jauh di pulau sebrang yang juga nyebrangin beberapa pulau lagi. Dia berpendapat bahwa, dengan bertunangan itu bisa mengisi waktu dan mengikat. Kenapa mengisi waktunya di bold, karena eh karena otak saya berputar-putar mencari makna dari mengisi waktu yang oleh teman saya ini maksud. Mungkin kalo di telaah sih artinya jadi ada warna di hari-hari yang dijalani oleh teman saya ini. Tapi kalo diartiin secara asal, berarti kalo ga tunangan dia jadi pengangguran dong?






Semua yang diatas itu asli opini dari teman-teman saya yang telah melalui proses pertunangan itu. Ya akhirnya semua itu kembali ke diri masing-masing untuk mengartikan apakah penting atau tidak, bertujuan atau tidak dan seribu alasan lainnya. Yang namanya manusia kan otaknya beda-beda, pasti punya pemikiran yang ga sama tentunya. Tapi pada dasarnya semua hubungan itu didasari oleh kepercayaan dan saling setia antara satu sama lain, selalu diingetin gitu sama si mas..hhe..karena kita berpikir tunangan itu bukan budaya kita. Berjalanlah kemana hatimu mengatakan kemana kau harus melangkah.