Wednesday, May 5, 2010

How To Be Mature?

Kembali diuji. Mungkin kata-kata yang pas buat kejadian kemarin malam yang lumayan bikin mata hati terbuka lebar-lebar, pemikiran yang semakin harus dijernihkan, dan tentunya kedewasaan yang harus ditimbulkan.

At all this is my fault. Ga bisa dipungkiri dan tentunya ga mau munafik akan apa yang ada dalam diri ini sebenarnya. Berawal dari berita kalau mas ternyata mau buat surprise dan gagal karena tiba-tiba mau ada kunjungan. Okey, bukan masalah sebenarnya tentang diundurnya cuti, yang lalu-lalu juga gitu kok. Tapi, yang kemarin saya protes itu cuma kenapa harus bilang surprise gagal dan ternyata tiket+barang-barang udah siap semua. Kalau menurut dark side yang kemarin saya rasain,  itu semua cuma buat saya makin sedih dan makin berharap akan kepulangannya.  Lagipula kalau harus flashback dan inget kejadian sebelumnya yang selalu surprise, dikasih tau surprisenya gagal malah buat saya berpikir negatif dan curiga itu semua cuma bohong. 

Well, kecurigaan itu berujung buruk. Seharian kemarin isi otak ini cuma mas, mas, dan mas. Seolah-olah ga ada pikiran lain yang lebih patut buat dipikir secara rasional. Akhirnya perbincangan yang seharusnya baik-baik aja jadi tempat cucuran air mata. Intinya I'm not mature yet. Saya belum bisa menerima segala sesuatu dengan lapang dada, selalu menomorsatukan emosi marah+kesel daripada kesabaran yang harusnya bisa membawa pada ketenangan. Yap, that's me. 

Alhamdulillah menemukan mas sebagai seorang pasangan saat ini dan bisa menjadi seseorang teman, kakak, juga figur yang patut dicontoh. Entah apa jadinya kalau yang jadi pasangan saya sekarang bukan mas. Bisa jadi keputusan untuk mengakhiri hubungan jadi final. Mas bukan mengoreksi orang, bukan. Tapi mas mencoba memberi masukan yang memang apa adanya dan itu benar. Ga ada yang ingin saya protes tentang apa yang keluar dari mulut mas.

Selalu ingat bahwa jalan hidup ini tidak selalu lurus layaknya jalan tol. Jalanan penuh kerikil itu memberikan warna untuk kita agar lebih berhati-hati. Mungkin ketika melihat keadaan itu kita terkadang menyesali kenapa harus terjadi, tapi ketika semua terlewati yang akan kita katakan adalah "ternyata aku bisa". 

Hidup ini sebenarnya sudah merupakan masalah. Tapi ketika kita menghadapi sesuatu dan membuatnya menjadi sesuatu yang rumit, itu hanya akan merepotkan dan membuang energi kita dengan percuma. Ya, semua orang pasti tau itu semua tidak semudah yang dikatakan. Yang jelas, dengan proses dan keinginan untuk bisa semuanya akan terasa lebih mudah.

karena kuyakin...
kau hanya untukku...

2 comments:

Anisa Firdausi said...

baguuuuuuuuuussssss.
jangan sedih ya maak.
semua ada jalannya. pasti Allah kasih kemudahan ko.
aminn

...Nuke... said...

amiin..
mksh syg..
:*